Minggu, 18 Maret 2018

MAKALAH UANG DAN INFLASI

Nama  : Akbar 
Prodi.  : Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo,M.Si 
Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara 


Uang dan Inflasi

 Hasil gambar untuk LOGO UMSU
Disusun oleh :
Akbar
1701270104P


Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara
MEDAN
2018



Kata Pengantar
Assalamualaikum, wr. wb.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan kenikmatan-kenikmatan kepada hambanya dan telah memberikan saya kemudahan dalam menyelesaikan makalah ini. Untuk memenuhi tugas yang diberikan dosen mata kuliah “Ekonomi Fiskal dan Moneter”. Tanpa adanya pertolongan dari Allah bmungkin tugas saya ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Tak lupa pula shalawat dan salam kepada Nabiyullah yakni Nabi Muhammad saw.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat lbih memahami dan memperluas pengetahuanya mengenai “Uang dan Inflasi” yang saya buat berdasarkan berbagai sumber. Penyusun menyadari bahwasanya masih banyak kekuragan, maka saya dengan rendah hati dan iklash menerima kritikan maupun saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini. Akhirk kalam saya ucapan terima kasih.

Medan, Maret 2018

Penulis











Cover.................................................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
I.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan dan Manfaat....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Uang Menurut Para ahli............................................................................... 3
2.2 Fungsi Uang................................................................................................................... 4
2.3 Kriteria Uang................................................................................................................. 5
2.4 Jenis-jenis Uang............................................................................................................. 7
2.5 Teori Tentang Uang....................................................................................................... 9
2.5.1 Teori Permintaan Uang Klasik.................................................................................... 9
2.5.2 Teori Permintaan Uang Keynes................................................................................ 11
2.6 Inflasi........................................................................................................................... 12
2.6.1Faktor-faktor Penentu yang Mepengaruhi Inflasi di Malaysia.................................. 13
2.6.2 Tiga DaerahUutama- Konsep Keynesian, Neoklasik dan Monetaris........................ 14
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 16
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 16
3.2 Saran............................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 16






            Pada abad VII SM sebelum adanya uang logam, orang-orang saat itu belum mengenal yang namanya uang. Sehingga semua kegiatan ekonomi hanya dilakukan dengan tukar menukar barang yang kita kenal dengan istilah “barter”. Contohnya, Penduduk pendalaman meletakan hasil buminya di pinggir jalan, kemudian penduduk setempat hanya mengambil barang yang mereka inginkan dan menukarkan dengan barang milik mereka sendiri. Selain barter, masih ada cara lai yang digukanan orang pada zaman dulu untuk bertransksi.
            Dengan berjalanya waktu dan zamanpun semakin berkembang,  orang tidak lagi menggunakan cara barter untuk bertransaksi. Orang menggunakan lambang atau benda untuk menukar barangnya. Ada yang memakai kepingan batu, kepingan tulang, kulit kerang, sampai bahkan ada yang mengunakan tanah liat. Dengan menggunakan cara tersebut fungsi uang sudah mulai mendekati, Namun masih banyak orang yang bingung atau kesulitan  untuk menentukan dan menetapkan nilai tukar dari masing-masing benda yang ditukarkan.
            Sekitar abad ke-7 SM kemudian mulai digunakan koin yang terbuat dari campuran perak dan emas oleh bangsa Lidia ( sekarang sudah menjadi bagian dari negara turki). Kemudian disusul oleh bangsa Cina yang mengunkan dan yang pertama kali menemukan uang kertas pada abad ke-11 M. Seiring dengan berjalanya waktu  dan perekonomian mulai berkembang, Banyak orang menggunakan menggunakan uang logam dan bahkan bertambah, Sehingga mendapatkan kesulitan karena jumlah uang logam mulia yang sangat terbatas. Untuk melakukan transaksi dengan jumlah besar menggunakan uang logam juga sulit dilakukan.
            Sesudah itu mata uang yang digunakan sebagai alat tukar semakin berkembang. Adapun perubahan yang terjdadi pada nilai, pecahanya, pada bentuk dan juga nama penyebutanya, bahkan bahan untuk pembuatan mata uang tersebut. Bahan yang digunakan untuk pembuatan mata uang banyak macamnya salah diantaranya dari kertas khusus(tidak mudah rusak), uang dan juga logam. Jika diliat dari sisi bentuknya ada yang berbentuk bulatan dan juga ada yang persegi panjang. Kalau dari segi pecahanya dikenal dengan sebutan sen. Begitu juga nama mata uang disetiap negara berbeda-beda, semisal Indonesi (rupiah), India (Rupee), Malaysia(Ringgit), Amerika(Dollar), dan Arab (Rial).
            Mata uang indonesia yang dikenal dengan nama “Rupiah” berasal dari nama “Rupee” yaitu satuan mata uang dari India. Sesudah proklamasi tahun 1945 sejarah uang Republik Indonesia dimulai. Maka dari situlah pemerintah merasa perlunya mengeluarkan uang. Uang tidak hanya berfungsi sebagai alat pembayaran, menurut pemerintah saat itu. Namun uang juga bisa berfungsi sebagai lambang kedaulatan pemerintahan Repubik Indonesia dan dunia internasional akan mudah mengenal bangsa Indonesia dengan mata uang itu sendiri.
1.      Bagaimana pendapat ahli-ahli ekonom mengenai definisi uang.
2.      Bagaimana fungsi uang untuk masyarakat umum.
3.      Bagaimana jenis-jenis dan kriteria uang.
4.      Bagaimana inflasi bisa terjadi
            Adapun tujuan membuat makalah ini yaitu:
1.      Untuk mengetahui sejarah uang
2.      Untuk mengetahui jenis-jenis dan kriteria uang
3.      Untuk mengetahui fungsi uang untuk masyarakat umum
4.      Untuk mengetahui mengenai inflasi









            Pengertian uang secara luas adalah sesuatu yang dapat diterimah secara umum sebagai alat pembayaran dalam suatu wilayah tertentu atau sebagai alat pembayaran utang atau sebagai alat untuk melakukan pembelian barang dan jasa. Dengan demikian, uang adalah alat yang digunakan untuk melakukan pertukaran barang dan jasa. Selain sebagai alat pembayaran, uang juga berfungsi sebagai alat satuan hitung, penimbun kekayaan atau standar pencicilan uang. Banyak definisi yang berbeda-beda menurut para ahli ekonom, yaitu:
a.       Roberson
Dalam bukunya “money” menyatakan uang adalah sesuatu yang umum yang bisa diterima dalam pembayaran barang-barang.
b.      R.S Sayers
Dalam bukunya “modern banking” menyatakan uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai pembayaran utang.
c.       A.C Pigou
Dalam bukunya “the veil of money” menyatakan bahwa uang adalah segala sesuatu yang umum dipergunakan sebagai alat penukar.
d.      Rolling G. Thomas
Dalam bukunya “Our Banking and Monetary System” mendefinisikan uang adalah segala sesuatu yang setiap sedia dan pada umumnya diterima dalam pembayaran pembelian barang-barang dan jasa-jasa untuk membayar utang.
e.       Rimsky k. Judisseno
Uang adalah sesuatu media yang bisa diterima dan digunakan oleh para pelaku ekonomi untuk memudahkan dalam bertransaksi.
f.       Walker
Uang adalah semua hal yang dapat dilakukan oleh uang itu. Dengan kata lain uang adalah uang, karena fungsinya sebagai uang karena fungsinya sebagai uang dan fungsinya sebagai uang bukan karena fungsi-fungsi lainya.

            Pada dasarnya fungsi uang adalah sebagai alat pembayaran yang sah atau sebagai alat pertukaran barang dan jasa agar perdagangan tidak ada kesulitan untuk menetapkan dan menentukan suatu barang dan juga agar menghilangkan perdagagngan dengan cara barter. Untuk lebih rincinya, fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu fungsi asli dan fungsi turunan
A.    Fungsi Asli uang melekat pada fungsi yang mengacu pada tujuan awal diciptakanya uang. Fungsi asli uang antara lain:
1.      Sebagai alat tukar harta atau umum  (medium of exchange), uang yang kita gunakan untuk membeli barang dan jasa. Contohnya: Akbar ingin membeli baju dan ia gunakan beras  untuk pembelian baju, nah kemudian Reza mau membeli beras dan dia punya daging, sedangankan Sinta mau daging dan gunakan baju untuk membelinya.

2.      Satuan hitung (unit of account), uang digunakan untuk menilai harta atau ukuran suatu harga ditetapkan dan hutang dicatat, serta untuk menghitung besar kecilnya harga pinjaman.


3.      Penyimpanan nilai (store of value) adalah sebuah cara mengubah daya beli dari masa kini ke masa mendatang (future).

B.     Fungsi Turunan
Selain berfungsi sebagai fungsi asli, uang juga berfungsi sebagai fungsi turunan. Fungsi turunan antara lain:
1.      Sebagai Alat Pembayaran yang Sah.
Semakin banyaknya kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan ekonmi seperti pembelian suatu barang maka tidak mudah bila dilakukan dengan cara barter. Sehingga pemerintah menciptakan uang sebagai alat pembayaran yang sah untuk mempermudah dalam mendapatkan barang dan jasa yang diperlukan dan dapat diterima oleh semua orang.

2.      Sebagai Alat Pembayaran Utang.
Uang berfungsi uga untuk mengukur pembayaran pada masa mendatang atau dikenal dengan sebutan utang.

3.      Sebagai Alat Penimbun kekayaan
Sebagian orang biasanya tidak menghabiskan semua uang yang dimikinya untuk keperluan konsumsi. Namun, sebagian uang disisihkan untuk keperluan yang akan datang. Bisa disimpan di Bank ataupun dirumah. Nah perkara menimbun uang di bank ataupun dirumah sebenarnya dalam islam ini tidak diperbolehkan.

4.      Sebagai Alat Pemindah Kekayaan
Seseorang yang ingin berpindah dari suatu tempat ke tempat lain sehingga hartanya yang berupa tanah atau semacamnya akan susah untuk di pindahkan. Maka dari itu tanah atau bangunan yang dimiliki sesorang dapat dijual. Nah dari hasail penjualanya dia mendapat uang senilai dengan harga tanha ataupun bangunan. Ditempat yang baru ia bisa membeli tanah dan bagunan baru semisal rumah baru dengan uang yang dia dapatkan dari penjualan hartanya.

5.      Sebagai Alat Pendorong Kegiatan Ekonomi
Jika nilai uang stabil tidak adanya inflasi maka orang lebih bergairah dan berkeinginan besar untuk melakukan investasi. Dari situ maka kegiatan ekonomi akan semakin meningkat.

            Sesuatu yang dapat dikatakan dengan uang maka uang haruslah memiliki beberapa persyaratan yang harus dimiliki. Ini bertujuan agar semua yang menggunakan uang dapat menerima dan dapat digunakan sebagai alat tukar-menukar oleh pemiliknya. Sehingga dapat dikatakan bahwa sesuatu yang disebut dengan uang maka harus memenuhi kriteria. Berikut kriteria yang harus dipenuhi yaitu:
1.      Ada Jaminan
Setiap uang yang dibuat atau di terbitkan dijamin oleh pemerintah dari setiap negara tertentu. Dengan adanya jaminan yang diberikan pemerintah kepada orang yang miliki uang, maka semakin meningkat kepercayaan seseorang untuk berbagai kebutuhan mendapatkan kepercayaan dari khalayak umum ataupun masyarakat luas.

2.      Disukai Umum
Ini merupakan salah satu kriteria uang yaitu disukai umum, agar dapat diterima penggunaanya sebagai alat tukar, penimbun kekayaan atau sebagai standar pencicilan uang.

3.      Nilai yang Stabil
Nilai uang yang stabil akan menambah kegairahan masyarakat untuk menggunakan uang serta uang yang fluktuasinya sekecil mungkin. Namun apabila nilai uang sering terjadi ketidaksatbilan, ini akan membuat masyarakat sulit untuk dipercaya oleh penggunanya.

4.      Mudah di Simpan
Uang harus mudah disimpan sekalipun ditempat yang kecil, namun dalam jumlah yang besar. Artinya uang harus bersifat fleksibel agar bisa masuk kemana-mana. Sepeti bentuk fisiknya jangan terlalu besar, terus bahan yang digunakan tidak keras atau berat serta mudah dilipat dan terdapat noinal yang kecil sampai nominal yang paling besar atau maksimal.

5.      Mudah dibawa
Yang namanya uang haruslah mudah dibawa kemanapun orang yang miliki pergi dengan kata lain berpindahnya uang dari satu tangan ke tangan yang lain. Dengan bentuk kecl namun nominalya besar sehungga bisa diletakan di saku ataupun dompet untuk keperluan sehari-hari.

6.      Tidak Mudah Rusak
Uang yang digunakan jika terbuat dari kertas, nah itu kertasnya terbuat dari kertas khusus yang apabila tercuci didalam cucian maka uang tersebut tidak hancur dan juga apabila kalau masuk ke air tidak mudah luntur. Hendaknya yang lebih utama dalam kondisi fisiknya mengingat frekuensi perpindahan atau perputaran uang dari satu tangan ketangan yang lain demikian besar.

7.      Mudah dibagi
Dalam satuaan unit tertentu uang mudah dibagi dengan berbagai nominal yang ada guna kelancaran dalam kelancaran transaksi, dari nominal terkecil sampai nominal yang terbesar. Begitu juga nominal yang terdapat dalam uang juga nominal yang bulat angkanya sehingga dari situlah uang mudah dibagi.

8.      Suplai Harus Elastic
Ini bertujuan agar pedagang atau pengusaha kecil menjadi lancar jumlah uang yang beredar haruslah mencukupi. Banyaknya uang yang bersedar di masyarakat cukup disesuaikan dengan kondisi usaha atau kondisi perekonomian suatu daerah.

            Uang yang dikeluarkan oleh pemerintah ataupun uang yang berderar di masyarakat dibagi menjadi dua bagian, yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal adalah uang yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk transaksi jual beli dikehidupan sehari-hari dan uang ini termasuk alat pembayaran yang sah dan wajib diguakan oleh masyarakat. Adapun yang dimaksud dengan uang giral adalah uang yang dimiliki masyarakat dalam bentuk simpanan atau deposito yang dapat ditarik sesuai keperluan. Uang ini hanya dimiliki kalangan tertentu sehingga masyakat dapat menolak pembayaran dengan uang ini jia tidak berkenan. Untuk menarik uang giral orang menggunakan cek.
A.    Berdasarkan Bahan Pembuatanya

1.      Uang Logam
Uang logam adalah uang yang terbuat dari logam, yang kita kenal biasanya terbuat dari emas ataupun perak. Karena kedua logam tersebut memiliki nilai yang bisa dibilang cenderung stabil, bentuknya yang muda dikenali, bahan yang tidak mudah hancur, tahan lama serta dapat dibagi menjadi satuan yang lebih kecil tanpa mengurangi nilai dari logam tersebut. Waktu pertama kali uang emas dan perak digunakan dinilai berdasarkan instrinsiknya. Namun saat ini, uang logam tidak dinilai dari beratnya saja akan tetapi dinilai dari nominalnya. Nilai nominal ialah nilai yang terdapat atau tertulis pada mata uang tersebut. Uang logam memiliki tiga macam nilai:

a.       Nilai Nominal, yaitu nilai yang tertera pada mata uang atau cap harga yang terdapat pada mata uang logam itu sendiri.

b.      Nilai Instrinsik, yaitu nilai bahan untuk membuat mata uang untuk mencetak uang misalnya. Uang Rp. 100.000 butuh biaya 50-100 perak. Rp. 100.000 sebagai nilai ekstrinsik dan 50-100 perak sebagai nilai intrinsik. Ataupun berapa nilai emas dan perak untuk mata uang.


c.       Nilai Tukar, yaitu nilai yang dapat ditukarkan oleh suatu barang atau jasa. Contohnya, kita mau membeli motor dengan uang yang kita miliki.

2.      Uang Kertas
Uang kertas adalah uang yang terbuat dari kertas dan dihiasi dengan gambar atau cap tertentu yang melekat pada uang tersebut dan ini termasuk alat pembayaran yang sah, yang biasanya kita gunakan dalam kehidupan kita sehari-hari untuk memenuhi keperluan masyarakat. Menurut penjelasan UU. No.23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia, yang dimaksud uang kertas adalah uang dalam bentuk lembaran yang terbuat dari bahan kertas atau bahan lainya (yang menyerupai kertas). Uang kertas pada saat ini sudah banyak pembaruan dari segi gambar dan nominal didalamnya.

B.     Berdasarkan Nilainya

a.       Uang Penuh (full bodied money)
Yang dimaksud dengan uang penuh adalah apabila nilai uang atau nominalnya sama dengan nilai bahan yang digunakan dalam pembuatan uang tersebut. Bisa dikatan, nilai yang tercantum sama dengan nilai instinsiknya. Semisal nilai suatu mata uang senilai Rp. 50.000 dan bahan yang digunakan untuk membuat mata uang tersebut juga senilai Rp. 50.000. Jika uang itu terbuat dari emas, maka nilai uang itu sama dengan nilai emas yang dikandungnya. Maka bisa dikatakan kalau uang emas nilai instinsiknya dan ekstinsiknya sama.

b.      Uang Tanda (token money)
Uang tanda adalah nilai yang tercantum di atas mata uang yang lebih tinggi nilai bahnaya dari nilai nominal mata uang itu. Bisa dikatakan lebih rendah nilai instinsiknya ketimbang nilai nominalnya. Misalnya pemerintah membuat uang senilai Rp. 20.000, pemerintah mengeluarkan biaya Rp.15.000

c.       Berdasarkan Lembaga dan Badan Pembuatanya
Uang menurut lembaga yang membuatnya atau yang menciptakanya dibedakan atas dua jenis, yaitu uang kartal dan uang giral.

1)      Uang kartal adalah uang yang diberi tanda atau cap dari pemerintah sehingga uang ini yang dikatakan uang yang sah untuk dilakukan dalam transaksi ekonomi dan dapat diterima oleh umum.

2)      Uang giral adalahuang yang dalam bentuk simpanan atau deposito pada bank dan dapat diabil dalam bentuk cek, giro atau surat perintah lainya yang diuat oleh Bank umum atau Bank komersial. Uang giral yang digunakan masyarkat bukanlah uang tunai, sehingga apabila seseorang membayar suatu barang atau jasa menggunakan uang giral maka dapat ditolak. Jadi pemindahan atas suatu transaksi harus memalui bank.

d.      Berdasarkan Kawasan
Uang berdasarkan kawasan dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1)      Uang domestik adalah uang yang hanya berlaku pada suatu negara terntu. Diluar negara lain mungkin saja dapat berlaku atau bisa jadi tidak berlaku.

2)      Uang internasional adalah uang yang berlaku tidak hanya di suatu negara tertentu, tetapi uang tersebut juga dapat digunakan di negara lain. Misalnya, uang dollar, poundsterling, yen, euro, dan lain-lain.



2.5  Teori Tentang Uang
2.5.1        Teori  Permintaan Uang Klasik

            Menurut padangan ekonomi klasik, uang hanya berfungsi sebagai alat tukar. Karena jumlah yang diminta berbanding tinggi dengan tingkat ouput atau pendapatan bila tingkat pendapatan meningkat, maka dengan itu otomatis permintaan uang meningkat, begitu juga sebaliknya. Begitu banyak uang yang diedarkan untuk masyarakat dari pemerintah itu bukanlah semata-mata nilai nominalnya saja, akan tetapi juga daya belinya, yaitu nilai nominal dibandingkan dengan tingkat harga (real money balances).

(M/P)d  = K. Y
Keterangan:
(M/P)d = Permintaan uang riil
M         = Nilai nominal uang
P          = Tingkat harga
Y         = Pendapatan atau Output
K         = Permintaan uang terhadap pendapatan atau output

Karena fungsinya hanya sebagai alat tukar saja, maka uang bersifat netral(money neutrality), maksudnya uang hanya mempengaruhi tingkat suatu harga atau jasa. Pendapatan tersebut dinyatakan dalam persamaan kuantitas uang klasik (classical quantity of money) dikemukakan oleh Irving Fisher.

M x V = P x T
Atau
MV = PT
Keterangan :
M         = Jumlah uang yang beredar
V         = Velositas uang
P          = Tingkat harga
T          = Jumlah unit transaksi
Dengan demikian:
Jumlah uang x Velolitas uang = Harga x Transaksi
Seseorang memegang dan mempunyai uang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang diinginkan. Semakin banyak uang yang mereka dibutuhkan maka semakin banyak pula uang yang mereka pegang. Jadi, kuantitas uang dalam sangat erat kaitanya dengan jumlah dollar yang dipertukarkan dalam transaksi.
Model, Milton Friedman (1969) tokoh monetarisme dan peraih Nobel dibidang ekonomi mengatakan kelebihan pasokan uang di Indonesia sebuah ekonomi mengarah pada inflasi domestik, Dia juga mengatakan, bahwa perubahan tingkat harga keseluruhan hanya di sebabkan oleh perubahan stok moneter atau jumlah uang beredar. Artinya bila jumlah uang beredar meningkat dengan persentase tertentu, itu akan mempengaruhi tingkat harga masing-masing akan meningkat dengan persentase yang sama. Teori ini juga menyebutkan bahwa tingkat inflasi disebabkan oleh kenaikan jumlah uang beredar, namun tidak diikuti dengan kenaikan output.
Contoh simpel dari teori kuantitas uang klasik:
Jika diketahui uang beredar sebesar (M) Rp. 50.000, tingkat harga sebesar (P) Rp. 25.000, dan Transaksi sebanyak 30 maka berapa kecepatan uang beredar (V)?
MV=PT
50.000 x V      = 25.000 x 30
50.000V           = 750.000
V                     = 750.000/50.000
                         = 15 KALI
2.5.2 Teori Permintaan Uang Keynes
Dalam teori ini terdapat 3 motivasi orang yang memegang uang yaitu untuk menjalankan kegiatan ekonomi atau transaksi (transaction motive) dalam kehidupan sehari-hari, Untuk berjaga-jaga kedepan (precautionary), dan memperoleh keuntungan (speculation motive).

1.      Motivasi transaksi (transaction motive)
Permintaan uang dari transaksi dalam teori ini sama halnya dengan permintaan uang klasik yang dijabarkan tadi di atas. Tujuan masyarakat memegang uang tidak lain karena ingin mempermudah transaksi sehari-hari. Permintaan uang yang digunakan masyarakat untuk bertransaksi sangat berhubungan positif terhadap tingkat pendapatan, bisa dikatakan bila pendapatan meningkat maka kebutuhan uang untuk transaksi meningkat.

2.      Motivasi Jaga-jaga (preciotionary)
Orang memegang uang bukan hanya untuk kebutuhan sekarang yang akan dijalani, namun uang juga bi gunakan untuk kebutuhan dimasa yang akan datang. Maka disini orang lain memegang uang adalah persiapan
Untuk menghadapi hal yang tidak diinginkan  atau ada hal yang tak terduga, semisal butuh biaya nikah ataupun mengalami sakit keras.. Permintaan uang untuk berjaga-jaga juga merupakan adanya hubungan positif dengan tingkat pendapatan. Jika pendapatan meningkat maka permintaan uang untuk berjaga-jaga juga meningkat.

Karena permintaan uang untuk melakukan transaksi dan uang untuk berjaga-jaga berhubungan searah dengan tingkat pendapatan, maka hubungan dapat di rumuskan sebagai berikut:

Mt = f(y)

Keterangan

Mt        = Permintaan uang untuk transaksi dan berjaga-jaga
Y         = Pendapatan

3.      Motivasi Spekulasi (speculation motive)
Salah satu fungsi uang adalah sebagai store of value atau bisa diartikan penyimpanan nilai maka dari situ uang bisa digunakan untuk meraih keuntungan ini yang disebut dengan motivasi spekulasi (mendapat keuntungan).

Keynes mengembangan asumsi teori ini berdasarkan asumsinya yaitu, bahwa uang salah satu dari dua aset finansial yang dapat dimiliki masyarakat lainya adalah obligasi, yaakni surat utang yang disertai dengan akad (janji) untuk mendapatkan bunga. Jenis obligasi yang dimasukan oleh Keynes ialah obligasi yang jatuh temponya tidak terbatas dan tidak mempunyai resiko gagal ditagih.

MSP = f (r)

Dimana:

MSP       = Permintaan uang untuk spekulasi
r           = tingkat bunga

Sehingga total permintaan uang:

MD = Mt  + MSP
Dimana:

MD = Total permintaan uang



2.6  Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas dipasar yang memicu konsumsi atau bahkan memicu spekulasi.

Hal yang mendorong pemerintah untuk meningkatkan inflasi adalah seluruh pemerintah mengeluarkan uang. Sebagaian dari pengeluaran ini adalah untuk membeli barang dan jasa seperti, jalan raya dan polisi dan sebagian besar untuk menyediakan pembayaran transfer misalnya, untuk orang miskin dan kaum lansia. Pemerintah bisa mendanai pengeluaran dalam tiga cara:

1)      Pemerintah bisa meningkatkan penerimaan pajak, seperti pajak penghasilan perorangan dan pajak pendapatan perusahaan.
2)      Pemerintah bisa memeinjam dari masyarakat dengan menjual obligasi pemerintah.
3)      Pemerintah bisa mudah mencetak uang.

Uang, harga, dan tingkat bunga sekarang dikaitakan dengan berbagai cara. Sebagaimana dijelaskan oleh teori kuantitasa uang, Jumlah uang beredar dan permintaan uang sama-sama menentukan equilibrium tingkat harga. Perubahan dalam tingkat harga adalah menurut defenisi, tingkat inflasi, inflasi sebaliknya mempengaruhi tingkat bunga nominal adalah biaya dari memegang uang, tingkat bunga nominal memberi umpan balik untuk mempengaruhi permintaan terhadap uang.

Dikatakan inflasi dimana permintaan agregat meningkat lebih cepat daripada penawaran agregat, oleh karena itu meningkatkan barang dan jasa. Ketidakseimbangan permintaaan agregat dan penawaran terkait dengan defisit pemerintah, perluasan suku bunga bank dan kenaikan permintaan luar negri. (Haberler, 1960) inflasi juga menaikan harga barang dan harga tenaga kerja sehingga biaya barang menaikan harga jual. Inflasi memiliki beberapa indikator seperti, Indeks harga konsumen (IHK), indeks harga grosir (WPI), dan indeks harga implisit (deflator)

Inflasi Model Baru, Trend Inflasi, dan Ekspetasi Inflasi Jangka Panjang

Bankir sentral dan pembuat kebijakan lainya memberikan perhatian yang besar terhadap langkah-langkah ekspetasi inflasi jangka panjang. Ekspetasi ini dipandang sebagai penyorotan kredibilitas kebijakan moneter. Alat kebijakan moneter bekerja secara berbeda jika ekspetasi inflasi jangka panjang benar-benar berjalan. Secara umum, kebijakan moneter dianggap paling efektif bila ekspetasi inflasi jangka panjang stabil.

Pertimbangan ini telah berkonstribusi pada pengembangan literatur besar mengenai pengukuran ekspetasi inflasi jangka panjang. Salah satu pendekatan sederhana adalah mengandalakan perkiraan ekspetasi inflasi langsung dari survei profesional atau konsumen. Misalnya, Federal Reserve mengatakan seperti mishkin mencakup ekspetasi jangka panjang berdasarkan proyeksi “Survey of Profesional Forecasters”(SPF) inflasi rata-rata satu sampai sepuluh tahun kedepan.

Meskipun karya empiris utama tidak secara langsung menjawab pertanyaaan mengapa survei jangka panjang mungkin berbeda dari inflasi tren, bagian akhir dari makalah ini mencakup beberapa diskusi mengenai masalah ini sehubungan dengan penelitian terkini mengenai berbagai topik, termasuk mengatasi kekakuan informasi di prakiraan oleh Coibion dan Gorodnichenko (2015) dan Mertens dan Nason (20015).

1.      Persediaan Uang
Dwyer dan Hafer (1998) mengatakan bahwa pertumbuhan inflasi dan uang hubunganya sangat positif satu sama lain. Hubungan antara kedua instrumen ini bergantung pada permintaan uang dan persediaan uang. Kenaikan jumlah uang beredar akan meningkatkan pertumbuhan uang dan akhirnya akan meningkatkan tingkat inflasi di negara tertentu. Barro (1990) dan Poole (1994) mengatakan bahwa ada hubungan positif antara jumlah uang beredar dan tingkat inflasi.

2.      Kurs
Ferrero dan Seneca (2015) mengidentifikasi, sebuah bank sentral dengan mandat untuk menstabilkan CPI dapat menaikan suku bunga untuk membatasi inflasi dampak nilai tukar dari depresiasi. Selain itu orang Cina Renminbi dengan US Dollar menghadapi perubahan harga impor yang dapat mempengaruhi nilai tukar. Penelitian yang dilakukan oleh Cheng dan Tan (2002) mengatakan, tingkat inflasi memiliki hubugan negatif dengan bursa.

3.      Tingkat Pengangguran
Ponzoni dan Zilli (2015) menemukan trade-off antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Hubungan ini berdasarkan inflasi di Brasil menggunakan Phillips. Mereka juga mengatakan bahwa ada hubungan positif antara keduanya yaitu output dan inflasi. Furuoa (2007) menganalisi hubungan tersebut antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran. Hubungan dengan menggunakan data deret dari tahun 1973 sampai 2004 di Indonesia dan Malaysia. Penelitiaan ini di uji dengan menggunakan co-integration, hasilnya menunjukan bahwa, ada hubungan negatif antara tingkat pengangguran dan inflasi dalam jangka panjang.

 

1.      Penafsiran Keynesian Tradisional terhdap Kurva Phillips
Keynesian tradisional diantaranya seperti Lipsey, Samuel dan Solow mencoba memberikan teori pemebenaran untuk koneksi yang telah dijelaskan. Mereka telah membangun kepercayaan mereka berdasarkan konsep harapan statis. Menurut mereka ada beberapa alternatif antara inflasi dan pengangguran, Yaitu kurva Phillips yang di jelaskan sebagai sumber tertentu atau dogma tertentu. Jika permintaan agregat cenderung meningkat, tren yang sama akan memiliki permintaan faktor produksi karena konsep harapan statis menyediakan semua subjek statis didalamnya . Pengangguran akan menurun dan akhirnya berda pada tingkat pengangguran alami. Namun yang akan terjadi inflasi akan meningkat, dengan demikian para ekonom telah mendapat hubungan negatif antara tingkat perubahan upah dan pengangguran.

Kurva Phillips memainkan fungsi ganda dalam evolusi Keynesianisme tradisional. Disatu sisi, itu mengisi beberapa kesenjangan teoretis dalam pembangunan pemikirn Keynesian yang mungkin terlalu memperhatikanya. Penekanan pada interaksi antara pasar barang dan uang terlalu sedikit memperhatikan pasar kerja dan hubunganya dengan pasar barang. Disisi lain kurva Phillips adalah alat yang sangat mudah untuk digunakan untuk orang-orsng bertanggung jawab atas kebijakan makroekonomi

2.       Interprestasi Kurva Phillips oleh Moneteris dan Neoclassic
Monetaris menguatkan konsep harapan adaptif yang menurutnya subjek menyesuaikan harapan mereka, dengan mempertimbangkan kesalahan periode sebelumnya. Namun, pendukung ini konsep percaya entitas tidak memiliki informasi yang dapat dipercaya sepenuhnya, oleh karena itu, akan merespon perubahan dengan menundanya. Monetaris percaya bahwa setiap tindakan yang merupakan kebijakan yang merangsang dapat menyebabkan pertumbuhan upah dan pendapatan nasional, tapi kemudian subjek perlu menyesuaikan diri dengan kondisi baru, dan mereka mulai merevisi syarat penjualan. Hal ini akan menyebabkan peningkatan agregat . Sebagai hasil akhir kita akan mendapatkan nilai awal pekerjaan, tapi dengan inflasi yang lebih tinggi. Jadi, seperti yang kita katakan sebelumnya, monetaris menggunakan hipotesis adaptif.

3.      Analisis Tingkat pengangguran dan Inflasi pada Contoh Situasi Ekonomi di Rusia (1999-205)
Untuk memberikan pemahaman mengapa diambil data statistik untuk periode 1999, mari beralih ke historis Rusia. Situasi ekonomi Federasi Rusia dapat dibagi menjadi 2 periode 1992-1999 kemudian dari tahun 1999 sampai sekarang. Uni Soviet runtuh pada tahun 1992 dan negara itu kembali bangkit lagi. Jadi selama tahun 90an, ekonomi mengalami resesi yang lumayan tinggi, disertai lonjakan inflasi, investasi yang rendah, pertumbuhan dari hutang eksternal, ekonomi barter, krisis utang, penrunan pendapatan dan banya fenomena negatif lainya. Selama dekade ini, beberapa reformasi ekonomi dilakukan, termasuk leberalisasi harga dan perdagangan luar negri. Privatisasi salah satu hasil reformasi adalah transisi ekonomi  yang direncanakan ke pasar ekonomi.

Dari tahun 1999 sampai 2007, Indeks Produksi industri manufaktur meningkat 77% termasuk produksi mesin dan peralatan, sebesar 91% produksi tekstil dan pakaian, sebesar 46% produksi panga. Pada tahun 2006, rubel Rusia menjadi konvertibel atas transaksi lancar dan transaksi modal. Volume PDB di indonesai pada tahun 2005 meningkat sebesar 6,4% dibandingakan dengan tahun sebebelumnya. Hasil ekonomi Rusia pada tahun 2007 tingkat perekonomian di Rusia paling tertinggi. Pada akhir tahun ini  Rusia menjadi salah satu dari tujuh ekonomi terbesar di dunia. Didepan Italia dan Prancis dan juga bergabung dengan kelompok negara dengan indeks pembangunanmanusia yang tinggi.




Sebelum diciptakan uang masyarakat pada zaman dulu kesulitan dalam meneptakan suati nilai pada barang dan jasa dalam transaksi.Nah, dengan adanya uang pada zaman sekarang ini yang digunakan sebagai alat transaksi atau pertukaran atas barang dan jasa, itu semakin memudahkan manusia dalam melakukan kegiatan ekonomi seperti transaksi untuk keperluan yang diinginkan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Keberadaanya semakin ada  dan terus akan berkembang mengikuti zaman yang dipenuhi dengan kecanggihan teknologi yang diciptakan.  Uang juga berhubungan dengan inflasi, yang mana inflasi adalah kencenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus-menerus. Kalau harga yang naik hanya satu atau dua barang saja maka itu bukan inflasi. Banyak penyebab sehingga inflasi terjadi salah satunya daya tarik masyarakat yang kuat terhadap suatu barang.

Di era yang modern ini, banyak lembaga keuangan disediakan  untuk kita menyimpan uang. Namun dengan adanya tempat penyimpanan uang, janganlah kita menimbun uang yang kita miliki. Tapi kalau niatnya untuk berjaga-jaga dan hanya sekedarnya itu diperbolehkan. Dan diharapkan kepada pemerintah agar lebih bijak dalam menanggulangi uang dan Inflasi yang terjadi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan,Melayu.1987.Ekonomi Pembangunan dan Perekonomian Indonesia.Bandung: CV Amirco
Kasmir.2002 Bank dan Lembaga Keuangan lainya.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada
Mankiw,Gregrory.2006.Makro Ekonomi.Jakarta: PT Glora Aksara Pratama

Http://Globalbizresearch.org>pdf>T507­­_GBES
Http://www.econjournal.com>ijefi>pdf
Https://www.clevelandfed.org>wp-1520