Nama : Akbar
Prodi : Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo,M.Si
Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara
PENDAPATAN NASIONAL DALAM
PENDEKATAN EKONOMI ISLAM
1. Pengertian
dan Ruang Lingkup Pendapatan Nasional
Secara sederhana pendapatan nasional dapat diartikan
sebagai jumlah barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara pada periode
tertentu biasanya satu tahun. Pendapatan nasional yang merupakan ukuran
terhadap aliran uang dan barang dalam perekonomian dapat dihitung dengan tiga
pendekatan, yaitu :
a.
Pendekatan
produksi
b.
Pendekatan
pendapatan
c.
Pendekatan
pengeluaran
1.1 Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Produksi
(Gross Domestic Product/ GDP)
Perhitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan produksi diperoleh dengan menjumlahkan
nilai tambah bruto (gross value added) dari
semua sektor produksi. Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
produksi di indonesia dilakukan dengan menjumlahkan semua sektor industri yang
ada, sektor industri tersebut dikelompokan menjadi 11 sektor atas dasar ISIC
(Internasional Standart Industrial Classification) yang meluputi:
a.
Sektor
produksi pertanian
b.
Sektor
produksi pertambangan dan penggalian
c.
Sektor
industri manufaktur
d.
Sektor
produksi listrik, gas, dan air minum
e.
Sektor
produksi bangunan
f.
Sektor
produksi perdagangan, hotel, dan restoran
g.
Sektor
produksi transportasi dan komunikasi
h.
Sektor
produksi bank dan lembaga keuangan lainya
i.
Sektor
produksi sewa rumah
j.
Sektor
produksi pemerintahan dan pertahanan
k.
l.
Sektor
produksi jasa lainya
1.2 Pendapatan Nasional dengan Pendekatan
Pengeluaran (Gross Nationa Product/GNP)
Perhitungan
pendapatan nasional dengan pendekatan pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan
permintaan akhir unit-unit ekonomi, yaitu :
1.
Rumah
tangga berupa konsumsi (consumtion/C)
2.
Perusahaan
berupa investasi (investment/I)
3.
Pegeluaran
pemerintah (goverment/G)
4.
Pengeluaran
ekspor dan impor (expor-import/X-M)
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan ini
biasa dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:
Y= C +
1, untuk perekonomian tertutup tanpa perananan pemerintah
Y= C + 1
+G, untuk perekonomian tertutu[ dengan pernanan pemerintah
Y= C + 1
+ G + X – M, untuk perekonomian terbuka
1.3 Pendapatan Nasional dengan Pendekatan
Pendapat (Net National Product/NPP)
Berbeda dengan GNP,
maka NNP merupakan GNP dikurangi penyusunan dari stok modal yang ada selama periode
tertentu. Biasanya data GNP lebih banyak digunakan dibandingkan dengan NNP
karena persoalan estimasi penyusutan mungkin tidak teliti dan juga tidak
tersedia dengan cepat sedangkan perkiraan GNP tersedia dalam bentuk sederhana.
GDP Riil (Real GDP) dan GDP Nominal (Nominal GDP)
GDP mengukur nilai output atau pendapatan nasional dalam
suatu periode tertentu menurut harga pasar yang berlaku pada periode tersebut atau
dikenal dengan istilah current price. Misalnya,
GDP nomial 2007 mengukur nilai barang-barang yang di produksi selama tahun 2007
dengan harga pasar yang berlaku pada tahun 2007.
2. Pendapatan
Nasional dalam Perspektif Ekonomi Islam
Pendapatan ekonomi konvensional menyatakan GDP atau GNP
riil dapat dijadikan sebagai suatu ukuran kesejahteraan ekonomi. Pada waktu GNP
naik, maka diasumsi bahwa rakyat secara materi bertambah baik posisinya atau
sebaliknya, tentunya setelah dibagi dengan jumlah penduduk (GNP/kapita).
Beberapa keberatan penggunaan GDP riil/kapita sebagai
indikator kesejahteraan suatu negara sebagai berikut:
1.
Umumnya
hanya produk yang masuk pasar yang dihitung dalam GNP.
2.
GNP
juga tidak menghitung nilai waktu istirahat, padahal ini sangat besar
pengaruhnya dalam kesejahteraan.
3.
Kejadian
buruk seperti bencana alam tidak dihitung dalam GNP.
4.
Masalah
polusi juga sering tdak dihitung dalam GNP.
Bagaimana ekonomi islami mengkritis perhitungan GDP
riil/kapita yang dijadikan sebagai indikator bagi kesejahteraan suatu negara?
Satu hal yang membedakan sistem ekonomi islam dengan sistem lainya adaah
penggunaan parameter falah. FalahI adalah
kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, dimana
komponen-komponen rohaniah masuk ke dalam pengertian falah ini.
Ada empat hal yang semestinya bisa diukur dengan
pendekatan pendapatan nasional berdasarkan ekonomi islam, sehingga tingkat
kesejahteraan bisa dilihat secara lebih jernih dan tidak bias. Empat hal
tersebut ialah:
1.
Pendapatan
nasional harus dapat mengukur penyebaran pendapatan individu rumah tangga.
2.
Pendapatan
nasional harus dapat mengukur produksi di sektor pedesaaan.
3.
Pendapatan
nasional harus dapat mengukur kesejahteraan ekonomi Islami
4.
Perhitungan
pendapatan nasional sebagai ukuran dari kesejahteraan sosial islami melalui pendugaan nilai santunan antar
saudara dan sedekah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar