Selasa, 27 Februari 2018

LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENTITAS SYARIAH

Nama  : Akbar
Prodi.  : Perbankan Syariah
Dosen : Khairunnisa, MM
Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara 




LAPORAN KEUANGAN UNTUK ENTITAS SYARIAH

Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang lengkap meliputi laporan keuangan atas kegiatan komersial dan atau sosial. Laporan keuangan kegiatan komersial meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan, catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan sedangkan laporan keuangan atas kegiatan sosial meliputi laporan sumber dan penggunaan dana zakat, dan laporan sumber dan penggunaan dana kebajikan.
Penyajian laporan akuntansi entitas syariah telah diatur dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Pedoman Akuntasi Perbankan Syariah Indonesia (PAPSI). Laporan keuangan bank syariah yang terlengkap terdiri komponen-komponen berikutan.[2]atan keputusan ekonomi.[1]:

1.  Neraca
Adapun unsur-unsur yang terdapat dalam neraca laporan keuangan syariah adalah sebagai berikut:
a.       Aktiva, adalah sumber daya dalam bentuk harta benda atau hak yang dikuasai oleh perusahaan. Aktiva terbagi menjadi dua yaitu aktiva lancar (current asset) dan aktiva tidak lancar. Aktiva lancar (current asset) adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat kurang dari satu tahun, diantaranya adalah kas (cash), surat berharga (marketable securities), deposito jangka pendek, piutang usaha (account resevaible), sediaan (inventory) dan pendapatan yang masih harus diterima (accruals recevaible).
Sedangkan aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun, diantaranya adalah aktiva tetap (fixed asset), investasi jangka panjang (invesment) dan aktiva tidak berwujud (intangible asset).
b.      Kewajiban, adalah hutang perusahaan masa kini yang tibul dari peristiwa masa lalu dan harus di selesaikan di masa datang. Kewajiban terbagi menjadi dua yaitu kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. Kewajiban jangka pendek adalah hutang-hutang yang harus di selesaikan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, diantaranya adalah hutang usaha, hutang wesel, hutang bunga, hutang pajak dan uang muka penjualan. Sedangkan kewajiban jangka panjang adalah hutang-hutang yang dapat dilunasi dalan jurun waktu lebih dari satu tahun, diantaranya adalah hutang obligasi dan hutang hipotik.
c.       Investasi tidak terikat, adalah dana yang diterima oleh bank dengan kriteria sebagai berikut:
(1)   Bank mempunyai hak untuk menggunakan dan menginvestasikan dana, termasuk hak untuk mencapur dana yang dimaksud dengan dana lain.
(2)   Keuntungan dibagikan sesuai dengan nisbah yang disepakati.
(3)   Bank tidak memiliki kewajiban secara mutlak untuk mengembalikan dana tersebut jika mengalami kerugian.
d.      Ekuitas, adalah hak residu (nilai sisa) dari aktiva perusahaan dikurangi kewajiban, diantaranya yaitu modal disetor, tambahan modal disetor dan saldo laba (rugi).

2.  Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi entitas syariah disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos-pos berikut: (a) pendapatan usaha; (b) bagi hasil untuk pemilik dana; (c) beban usaha; (d) laba atau rugi usaha; (e) pendapatan dan beban nonusaha; (f) laba atau rugi dari aktivitas normal; (g) beban pajak; dan (h) laba atau rugi bersih untuk periode berjalan. Pos, judul dan sub-jumlah lainnya disajikan dalam laporan laba rugi apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akun-tansi Keuangan atau apabila penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan kinerja keuangan entitas syariah secara wajar.

3.  Laporan Arus Kas
Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu periode. Penyajian laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 mengenai Laporan Arus Kas dan PSAK 31 mengenai Akuntansi keuangan. Adapun manfaat dari arus kas itu sendiri adalah:
a.       Untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi perubahan dalam aset bersih entitas, struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka penyesuaian terhadap keadaan dan peluang yang berubah.
b.      Untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pengguna mengembangkan model untuk menilai.
c.       Untuk membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai entitas dan meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai entitas.

4.  Laporan Perubahan Ekuitas
Entitas syariah harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan: (a) laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan; (b) setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait diakui secara langsung dalam ekuitas; (c) pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan terkait; (d) transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik; (e) saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahannya; dan (f) rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

5.  Laporan Perubahan Dana Investasi Terikat
Investasi terikat adalah investasi yang bersumber dari pemilik dana investasi terikatdan sejenisnya yang dikelola oleh bank sebagai manajer investasi berdasrkan akad mudharabah muqayyadah atau sebagai agen investasi. Investasi terikat bukan merupakan merupakan aktiva maupun kewajiban bank karena bank tidak mempunyai hak untuk menggunakan atau mengeluarkan investasi tersebut serta bank tidak memiliki kewajiban untuk mengembalikan atau menangggung resiko investasi.

6.  Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zaakat, Infak dan Shadaqah
Zakat merupakan harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki untuk diserahkan kepada mustahiq. Pembayaranya menjadi wajib jika nisbah (haul)nya terpenuhi dan hartanya memenuhi kriteria wajib zakat. Sumber dana zakat, infaq dan shadaqah pada bank syariah berasal dari zakat dari bank syariah, zakat dari pihak luar bank syariah, infaq dan shadaqah baik dari dalam maupun dari luar bank syariah.
Adapun mengenai penyaluran dan penggunaan dana zakat, infaq dan shadaqah sama seperti yang si syariatkan dan di laksanakan oleh amil-amil pada umumnya yaitu merujuk kepada ayat Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 60 :
“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk [1] orang-orang fakir, [2] orang-orang miskin, [3] amil zakat, [4] para mu’allaf yang dibujuk hatinya, [5] untuk (memerdekakan) budak, [6] orang-orang yang terlilit utang, [7] untuk jalan Allah dan [8] untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. At Taubah: 60).

7.    Laporan Sumber dan Penggunaan dana Qardul Hasan
Sumber dana qardul hasan berasal dari bank atau luar bank. Komponen utama laporan keuangan qardul hasan ada lima item yaitu (a) Sumber dana qardul hasan dari penerima yaitu infaq, shadaqah, denda dan bendapatan non halal, (b) Penggunaan dana qardul hasan yaitu pinjaman dan sumbangan, (c) Kenaikan dan penurunan sumber dana qardul hasan, (d) Saldo awal penggunaan dana qardul hasan, (e) Saldo akhir penggunaan dana qardul hasan.

8.  Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Neraca, Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan, harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
(a)    Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting.
(b)   Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas; Laporan Perubah-an Ekuitas; Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat; dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan.
(c)    Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan Arus Kas dan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Zakat, dan Laporan Penggunaan Dana Kebajikan, serta informasi tambahan seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen. Catatan atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi yang diharuskan dan dianjurkan untuk diungkapkan dalam PSAK serta pengungkapan-pengungkapan lain yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.


UANG dan INFLASI

Nama  : Akbar 
Prodi.  : Perbankan Syariah
Dosen : Totok Harmoyo,M.Si 
Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara 




UANG DAN INFLASI
          Uang didefinisikan sebagai sesuatu yang tersedia dan secara umum diterima sebagai alat pembayaran untuk membeli barang-barang yang dibutuhkan dan jasa-jasa serta kekayaan berharga lainya bahkan bisa untuk pebayaran hutang atau juga meminjamkanya.
FUNGSI UANG
1.      Penyimpanan nilai (store of value) adalah sebuah cara mengubah daya beli dari masa kini ke masa depan (future).
2.      Satuan hitung (unit of account), uang digunakan untuk menilai harta atau ukuran suatu harga ditetapkan dan hutang dicatat.
3.      Sebagai alat pertukaran harta (medium of exchange), uang yang kita gunakan untuk membeli barang dan jasa. Contohnya: Akbar ingin membeli baju dan ia gunakan beras  untuk pembelian baju, nah kemudian Reza mau membeli beras dan dia punya daging, sedangankan Sinta mau daging dan gunakan baju untuk membelinya.
JENIS-JENIS UANG
1.      Hiat money adalah uang atas unjuk atau bisa dikatakan uang yang tidak memiliki nilai intrinsik, maksudnya uang ini tidak butuh biaya untuk membuatnya. Pada zaman dahulu manusia mengunakan segala jenis uang untuk melakukan transaks,i ada uang kerang, uang kulit, dan juga uang batu, dan lain-lain. Masih banyak jenis uang yang digunakan orang pada zaman dahulu. Ada perkiraan bahwahsanya pembelian suatu barang ataupun jasa dengan menggunakan uang emas sangatlah ribet karena berat, susah dan juga uang emas tidak cukup lagi untuk banyak transaksi. Padahal perkiraan ini salah total karena kalau kita menggunakan uang emas itu lebih mudah, semisal seseoarng membeli mobil seharga 1 M, Nah kalau kita bayar pakai uang tunai ini kan ribet, ribet bayarnya dan juga ribet menghitungnya. sedangkan kalau kita beli menggunakan emas kan gampang tinggal bawa beberapa batang emas saja sudah senilai 1 M. Kemudian, untuk mencetak uang Rp. 100.000 butuh biaya 50-100 perak. Rp. 100.000 sebagai nilai ekstrinsik dan 50-100 perak sebagai nilai intrinsik. Kalau uang emas nilai intrinsik dan esktrinsiknya sama. Mengapa? Karena ang emas dibuat dari emas tanpa biaya dan juga kalaupun uang easnya pecah nilainya juga sama.
2.      Uang kartal adalah uang yang kita gunakan di dalam kehidupan kita sehari-hari yaitu uang kertas dan uang logam.
3.      Uang giral adalah uang yang berbentuk kartu debit, giro ataupun cek. Uang giral ini bukan alat pembayaran yang sah . Artinya, masyarakat boleh menolak dibayar dengan uang giral.
4.      Uang kuasi adalah surat-surat berharga yang dapat dijadikan sebagai alat pembayaran atau bisa disebut juga uang bentuk deposito.

Teori Kuantitas Uang
Uang Beredar
Bank
Ditahan 5%
Kredit
Rp. 1.000.000
A
Rp. 50.000
Rp. 950.000
Rp. 950.000
B
Rp. 47.500
Rp. 902.500
Rp. 902.500
C
Rp. 45.125
Rp. 857.325

Rumus  1/5% x 1.000.000 = 20.000.000
1/1% x 1.000.000 = 100.000.000
NB: Tergantung kebijakan Bank Sentralnya
Transaksi dan Persamaan Kuantitas
            Seseorang memegang dan mempunyai uang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang diinginkan. Semakin banyak uang yang mereka dibutuhkan maka semakin banyak pula uang yang mereka pegang. Jadi, kuantitas uang dalam sangat erat kaitanya dengan jumlah dollar yang dipertukarkan dalam transaksi.
MV= PT
Keterangan:
M= Money ( uang beredar)
V= Velocity (keceptan perputaran)
P= Price(harga)
T= Transaksi/Output

Inflasi
            Hal yang mendorong pemerintah untuk meningkatkan inflasi adalah seluruh pemerintah mengeluarkan uang. Sebagaian dari pengeluaran ini adalah untuk membeli barang dan jasa seperti, jalan raya dan polisi dan sebagian besar untuk menyediakan pembayaran transfer misalnya, untuk orang miskin dan kaum lansia. Pemerintah bisa mendanai pengeluaran dalam tiga cara:
1.      Pemerintah bisa meningkatkan penerimaan pajak, seperti pajak penghasilan perorangan dan pajak pendapatan perusahaan.
2.      Pemerintah bisa memeinjam dari masyarakat dengan menjual obligasi pemerintah.
3.      Pemerintah bisa mudah mencetak uang.

Uang, harga, dan tingkat bynga sekarang dikaitakan dengan berbagai cara. Sebagaimana dijelaskan oleh teori kuantitasa uang, Jumlah uang beredar dan permintaan uang sama-sama menentukan equilibrium tingkat harga. Perubahan dalam tingkat harga adalah menurut defenisi, tingkat inflasi, inflasi sebaliknya mempengaruhi tingkat bunga nominal adalah biaya dari memegang uang, tingkat bunga nominal memberi umpan balik untuk mempengaruhi permintaan terhadap uang.